Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Kerusakan Mesin Dengan Metode Dampster Shafer





PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA KERUSAKAN MESIN FOTO COPY DENGAN METODE DEMPSTER SHAFER
Khairul amri1,Evri Ekadiansyah2, Fhery Agustin3
1Jurusan Sistem Informasi UNIVERSITAS POTENSI UTAMA
123UNIVERSITAS POTENSI UTAMA, Jl.K.L Yos Sudarso Km 6,5 No.3A Tanjung Mulia Medan
Email : k.amri96@yahoo.co.id1



Abstrak Pada saat ini teknologi berkembang dengan sangat pesat, sehingga semua perusahaan percetakan atau kantor menggunakan mesin foto copy. Pada dasarnya masalah kerusakan pada mesin foto copy merupakan kasus yang paling sering ditemukan di setiap kantor-kantor maupun perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Kerusakan-kerusakan tersebut memerlukan penanganan yang cepat dan benar, karena hal ini akan sangat merugikan bagi pengguna, yang sebahagian besar pengguna mesin foto copy adalah pengambil keputusan strategis di perusahaan. Sehingga jika tidak segera ditangani akan merugikan perusahaan secara keseluruhan. Proses diagnosa kerusakan mesin foto copy harus melalui tahapan pemeriksaan secara mendalam dan berurutan. Karena gejala-gejala kerusakan yang muncul sangat aneh dan membingungkan, sehingga suatu jenis kerusakan sulit untuk dibedakan dari kerusakan yang lain. Karena semuanya merupakan satu kesatuan sistem mesin foto copy. Banyak metode untu kmenyelesaikan permasalahan kerusakan mesin foto copy, salah satunya adalah  Dempster Shafer.  Metode Dempster Shafer  adalah teori matematika untuk pembuktikan  bedasarkan belief function dan plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal). Yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkallkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Program ini bertindak sebagai konsultan yang cerdas atau penasihat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu, sebagai hasil himpunan pengetahuan yang telah dikumpulkan.

Kata Kunci - Sistem Pakar, Diagnosa Kerusakan, Mesin Foto Copy, Dempster Shafer.
Abstract - At this point the technology is growing rapidly, so that all the printing company or office using a copy machine. Basically the problem of damage to the copy machine is the case most often found in each offices and companies engaged printing damage requires prompt and correct treatment, as this would be very detrimental for users who are largely the photo copy machine is a strategic decision makers in the company. So if not treated immediately will hurt the company as a whole. Demage diagnosis process copier must go through the stages of  in depth examination and sequentially. Because the symptoms of damage appears very strange and comfusing, so some kind of damage is difficult to distinguish from other damage because everything is an integrated system copy machine many methods to solve the problems of damage to a copy machine one of which is the dempster shafer.  Dempster shafer method is a mathematical theory of evidence based on belief function and plausible reasoning. ( function beliefs and thoughts that makes sense ). Which is used to combine separate pieces of information ( cevidence ) to calculate the probability of an event. This program acts as an intelligent consultant or advisor in an environment specific expertise as a result of the set of the knowledge that has been gathered.
Keyword : Expert System, Diagnosis of damage copier, Demspter Shafer 
1. Pendahuluan
Sistem pakar merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran yang dimiliki manusia sebagai pakar yang tersimpan di dalam komputer, dan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lazimnya memerlukan pakar tertentu. Sistem pakar adalah program “artificial inteligence” (”kecerdasan buatan” atau AI) yang menggabungkan basis pengetahuan dengan mesin inferensi. Ini merupakan bagian software spesialisasi tingkat tinggi atau bahasa pemrograman tingkat tinggi (High level Language), yang berusaha menduplikasi fungsi seorang pakar dalam satu bidang keahlian tertentu. Program ini bertindak sebagai konsultan yang cerdas atau penasihat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu, sebagai hasil himpunan pengetahuan yang telah dikumpulkan dari beberapa orang pakar. Dengan demikian seorang awam sekalipun bisa menggunakan sistem pakar itu untuk memecahkan berbagai persoalan yang ia hadapi.
Pada dasarnya masalah kerusakan pada mesin foto copy merupakan kasus yang paling sering ditemukan di setiap kantor-kantor maupun perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Kerusakan-kerusakan tersebut memerlukan penanganan yang cepat dan benar, karena hal ini akan sangat merugikan bagi pengguna, yang sebahagian besar pengguna mesin foto copy adalah pengambil keputusan strategis di perusahaan. Sehingga jika tidak segera ditangani akan merugikan perusahaan secara keseluruhan. Proses diagnosa kerusakan mesin foto copy harus melalui tahapan pemeriksaan secara mendalam dan berurutan. Karena gejala-gejala kerusakan yang muncul sangat aneh dan membingungkan, sehingga suatu jenis kerusakan sulit untuk dibedakan dari kerusakan yang lain. Karena semuanya merupakan satu kesatuan sistem mesin foto copy.
Banyak metode untuk menyelesaikan permasalahan kerusakan mesin foto copy, salah satunya adalah  Dempster Shafer.  Metode Dempster Shafer  adalah teori matematika untuk pembuktikan  bedasarkan belief function dan plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal). Yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkallkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa.
Oleh sebab itu, penulis akan merancang suatu sistem informasi dengan judul “Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Kerusakan Mesin Foto Copy dengan Metode Dempster Shafer”.
2. Metode Penelitian
    Prosedur perancangan sistem dapat diuraikan kedalam tahapan waterfall  yaitu analysis (analisis), design (desain), implementation (perkembangan), testing (percobaan), maintenance (pemeliharaan).


1.      Perencanaan sistem
      Manfaat dari tahapan ini adalah untuk menentukan masalah-masalah atau kebutuhan yang timbul. Hal ini memerlukanpengembangan sistem secara meyeluruh agar ada usaha lain yang dapat di lakukan untuk memecahkan masalah tersebut.
2.      Analisa Sistem.
Tahap analisa bertitik tolak pada kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas dimana sistem yang berjalan di pelajari lebih mendalam, konsepsi dan usulan dibuat untuk menjadi landasan bagi sistem yang baru yang akan dibangun.
3.      Perancangan Sistem.
Pada tahap ini sebagian besar kegiatan yang berorientasi ke komputer dilaksanakan. Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang telah disusun pada tahap sebelumnya ditinjau kembali  dan disempurnakan. Rencana pembutan program dillaksakan dan juga testing programnya.
4.      Implementasi Sistem
Tahap ini prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji, menginstal dan memulai penggunaan sistem baru atau sistem yang diperbaiki.
5.      Pemelihraan Sistem
Tujuan tahapan ini adalah untuk melakukan evaluasi sistem secara tepat dan efisien, menyempurnakan proses pemeliharaan sistem dengan selalu menganalisa kebutuhan informasi yang dihasilkan sistem tersebut.
2.2 Unified Modelling Language

Adi Nugroho (2010:6), Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa pemodelan untuk system atau perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek” . Pemodelan (Modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajaran dan dipahami. Dalam hal ini sasaran model sesungguhnya adalah abstraksi segala sesuatu yang ada diplanet bumi menjadi gambaran-gambaran umum yang lebih mudah dipahami dan dipelajari. Adapun tujuan pemodelan (dalam rangka pengembangan system/perangkat lunak aplikasi) sebagai sarana analisis, pemasahaman visualisasi dan komunikasi antar anggota tim pengembang.
2.2.1. Use case Diagram
Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yang menekankan apa yang dibuat sistem dan merepresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Berikut adalah use case diagram dari analisa kerusakan mesin foto copy menggunakan metode Dempster Shafer.

 2.2.2. Class Diagram


Diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelas serta paket-paket yang ada dalam sistem / perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Diagram kelas (Class Diagram) memberi kita gambaran (diagram statis ) tentang sistem / perangkat lunak dan relasi-relasi yang ada di dalamnya. Bentuk Class Diagram dari sistem yang dibangun dapat dilihat pada gambar berikut ini.

2.2.3.  Activity Diagram
     Activity Diagram adalah teknik untuk mendiskripsikan logika prosedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity Diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung perilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa.
1.      Activity Diagram Data Login
Adapun Activity Diagram form data login dapat dilihat pada gambar berikut ini.

  
 2.      Activity Diagram Data Gejala
Adapun Activity Diagram form data gejala dapat dilihat pada gambar berikut ini.

3.      Activity Diagram Data Basis Aturan
Adapun Activity Diagram form data basis aturan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

4.      Activity Diagram Data Konsultasi
Adapun Activity Diagram form data Pembelian dapat dilihat pada gambar berikut ini.


2.2.4. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan kegiatan dari skenario penggunaan aplikasi, squence diagram hasil perhitungan yang dapat dilihat pada gambar berikut:
1.        Sequence diagram Login Ke Sistem
      Sequence diagram login menggambarkan interaksi yang terjadi antara objek yang menghasilkan tampilan sistem pakar.

2.        Sequence diagram Ciri/gejala kerusakan
Sequence diagram Ciri/gejala kerusakan menggambarkan interaksi antara objek pada gejala kerusakan.

3.        Sequence diagram basis aturan
Sequence diagram basis aturan menggambarkan interaksi antara objek pada basis aturan.

4.        Sequence diagram hasil konsultasi
Sequence diagram hasil konsultasi menggambarkan interaksi antar objek pada hasil konsultasi.

 
 3.      HASIL DAN PEMBAHASAN
        Hasil dari perancangan sistem pakar untuk mendiagnosa kerusakan Mesin Foto Copy dengan Metode Dempster Shafer yang dibangun dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini.
1.      Tampilan Menu Utama.

2.       Tampilan Form Login

3.       Tampilan Form Interface Gejala
 
4.       Tampilan Form Jenis-jenis Kerusakan dan Basis Aturan


5.       Form Input Pertama Konsultasi


6.       Tampilan Form Hasil Konsultasi

7.       Tampilan Form Laporan



Pada tahap implementasi dan pengujian terhadap sistem pakar untuk mendiagnosa kerusakan Mesin Foto Copy dengan Metode Dempster Shafer dirancang secara sederhana, agar user dapat dengan mudah menemukan solusi pemasalahan yang dihadapi.
4. Kesimpulan
Dari uraian secara teoritis dan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Kerusakan Mesin Foto Copy, maka penulis akan mencoba menarik kesimpulan dan akan memberikan saran-saran yang diharap bermanfaat bagi pengguna maupun pembaca.
            Adapun kesimpulan yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1.   Sistem ataupun aplikasi yang penulis rancang digunakan untuk memberikan informasi mengenai kerusakan-kerusakan mesin foto copy serta  mampu membantu seorang user dalam mengetahui jenis kerusakan dan perbaikan dari mesin foto copy.
  1. Sistem ataupun aplikasi yang penulis rancang digunakan untuk memberikan pemahaman mengetahui jenis kerusakan dari mesin foto copy.
  2. Sistem yang penulis rancang bertujuan agar user lebih mudah dalam mencari informasi mengenai kerusakan mesin foto copy.