Sistem
Informasi Geografis Lokasi Yang Terkena
Dampak Bencana Gunung Sinabung Berbasis Web
Fuji Ananda Manullang1, Linda
Wahyuni2, Muhammad Rusdi Tanjung3
Jurusan Sistem Informasi Komputer STMIK
Potensi Utama.
STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos
Sudarso Km. 6,5 No. 3A,
Tanjung Mulia, Medan.
Email: anandamanullang@gmail.com
Abstract— Natural
disasters such as volcanic eruptions will generally cause much harm and damage,
both material loss and death. Similarly, the eruption of Mount Sinabung that
still happening today. This natural disaster has an impact on the villages
located around Mount Sinabung. The
villages that are located at a distance of 1 km and 7 km from the location
Mount Sinabung suffered severe damage even some village residents had to be
evacuated to safer areas. Therefore
is required a Geographic Information System that makes it easy for people in
search of villages that affected by the disaster Sinabung mountain. Geographic
Information System is a system designed to capture, store, manipulate, analyze,
organize and display all types of geographic data[1].
Keywords— Geographic Information System, Natural Disaster, Sinabung Mountain
Kata
Kunci—
Sistem Informasi Geografis, Bencana alam, Gunung Sinabung
1.
Pendahuluan
Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung di dataran
tinggi Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia.
Koordinat puncak Gunung Sinabung adalah 030 100 LU dan
980 230 BT dengan puncak tertinggi
gunung ini adalah 2.460 meter dari permukaan laut yang menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara. Gunung ini belum pernah tercatat meletus sejak
tahun 1600 [2].
Aktivitas Gunung Sinabung terjadi
pada tanggal 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis.
Kemudian, tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB, gunung
Sinabung mengeluarkan lava. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah
barat daya menuju timur laut. Tanggal 3 September, terjadi 2 letusan. Letusan
pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi sekitar
pukul 18.00 WIB. Letusan Gunung Sinabung menyemburkan debu vulkanis setinggi 3
kilometer dan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di
sekitar gunung ini. Tanggal 7 September, Gunung Sinabung kembali metelus. Ini
merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29
Agustus 2010. Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di udara [2].
Hasil
dari erupsi Gunung Sinabung tersebut mengeluarkan kabut asap yang tebal
berwarna hitam disertai hujan pasir ,dan debu vukanik yang menutupi ribuan
hektar tanaman para petani yang berjarak dibawah radius enam kilometer tertutup
debu tersebut. Debu vulkanik mengakibatkan tanaman petani yang berada di lereng
gunung banyak yang mati dan rusak. Diperkirakan seluas 15.341 hektar tanaman
pertanian terancam gagal panen [2].
2. Metode
Penelitian
Metode merupakan suatu cara
atau teknik yang sistematik untuk mengerjakan suatu kasus. Di dalam
menyelesaikan Skripsi
ini, penulis menggunakan 3 (tiga) metode yaitu :
2.1.Studi Lapangan
Dalam metode ini penulis akan melakukan pengamatan secara
langsung di Kantor Bupati Kabanjahe dan Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi di Kabupaten Karo.
2.2.Studi Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan
bahan-bahan pustaka yang
dilakukan untuk menambah informasi tentang pembangunan sistem yang dirancang.
Buku-buku yang digunakan penulis dalam merancang skripsi ini antara lain :
Menyelam dan Menaklukan Samudera PHP, Sistem Informasi Geografis dan
jurnal-jurnal yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh penulis.
2.3. Prosedur Perancangan
Langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan
perancangan yanag dilakukan, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1. Prosedur Perancangan
Adapun
tahapan dalam menyelesaikan permasalahan diatas seperti terlihat pada alur
prosedur perancangan diatas yaitu :
a.
Target
Dapat
membangun sistem informasi geografis yang mampu menemukan lokasi
yang terkena dampak bencana Gunung Sinabung dan mudah digunakan user.
b.
Analisis Kebutuhan
Menganalisa
kebutuhan sistem yang sudah ada, biasanya user
harus membawa map secara fisik atau bertanya kepada orang lain, dengan sistem
yang akan dibangun akan mempermudah user
untuk menemukan lokasi yang diinginkan. Untuk itu user harus
mengetahui data yang dibutuhkan oleh user
seperti : data lokasi, alamat, gambar lokasi, jumlah lokasi yang terkena
dampak bencana Gunung Sinabung, dll.
c.
Spesifikasi
1. Menggunakan bahasa pemrograman PHP.
2. Map yang digunakan adalah Map Info.
3. Komputer Intel Celeron.
4. RAM 4 GB.
d.
Desain & Implementasi
Adapun
desain dari sistem yang dirancang ini adalah :
a.
Perancangan
program menggunakan metode UML (Unified
Modeling Language).
b.
Bahasa pemrograman yang
digunakan adalah PHP.
c.
Menggunakan Map Info.
e.
Verifikasi
Setelah
jelas spesifikasi dan desain, selanjutnya
dilakukan pembuatan aplikasi dengan memanfaatkan masing-masing fungsi.
Untuk mengetahui apakah pemanfaatan masing-masing fungsi sudah dapat bekerja
dengan baik perlu dilakukan verifikasi. Dengan demikian bila ada kesalahan atau
kekurangan dapat diperbaiki terlebih dahulu sebelum dirangkai menjadi kesatuan
aplikasi yang utuh dan siap pakai.
f.
Validasi
Validasi
sistem yang dilakukan adalah melakukan pengujian sistem secara keseluruhan.
Validasi ini dilakukan agar sistem yang dirancang telah sesuai dengan kebutuhan
awal yaitu merancang suatu Sistem Informasi Geografis Lokasi yang
Terkena Dampak Bencana Gunung Sinabung.
Seperti pengujian peta, tabel input peta, form admin, login, dll.
g.
Finalisasi
Pada tahapan ini adalah
hasil dari sistem yang sudah dirancang dan berjalan sesuai rencana awal yaitu
membangun Sistem
Informasi Geografis Lokasi yang Terkena Dampak Bencana Gunung Sinabung.
3.
Perancangan
Bentuk rancangan sistem yang akan penulis rancang adalah
dengan menggunakan beberapa bentuk diagram UML yaitu : use case diagram, class diagram, activity diagram, dan sequence diagram.
3.1.Use Case Diagram
Use case diagram digunakan untuk memodelkan
fungsionalitas-fungsionalitas sistem/perangkat lunak dilihat dari pengguna yang
ada diluar sistem (yang sering dinamakan actor). Use case pada dasarnya
merupakan unit fungsionalitas koheren yang diekspresikan sebagai
transaksi-transaksi yang terjadi antara actor dan sistem [3].
Gambar 2. Use Case Diagram
3.2.Class Diagram
Class diagram pada prinsipnya merupakan konsep diskret dalam model yang memiliki
identitas, state, perilaku, serta relasi dengan pengklasifikasi yang lainnya [3].
Gambar 3. Class Diagram
3.3.Activity Diagram
Diagram
aktivitas (activity diagram)
sesungguhnya merupakan bentuk khusus dari state
machine yang bertujuan memodelkan komputasi-komputasi dan aliran-aliran kerja
yang terjadi dalam sistem/perangkat lunak yang sedang dikembangkan. Biasanya,
suatu diagram aktivitas mengasumsikan komputasi-komputasi dilaksanakan tanpa
adanya interupsi-interupsi eksternal berbasis event terjadi padanya [3].
3.3.1.
Activity Diagram Login
Gambar 4. Activity Diagram Login
3.3.2. Activity Diagram Tabel Desa
Gambar 5. Activity Diagram Tabel
Desa
3.3.3. Activity Diagram Tabel Input Admin
Gambar 6. Activity
Diagram Tabel Input Admin
3.4.Sequence Diagram
Sequence diagram memperlihatkan interaksi sebagai diagram dua matra (dimensi). Matra
vertikal adalah sumbu waktu, waktu bertambah dari atas kebawah. Matra
horizontal memperlihatkan peran pengklasifikasi yang mempresentasikan
objek-objek mandiri yang terlibat dalam kolaborasi. Masing-masing peran
pengklasifikasi direpresentasikan sebagai kolom-kolom vertikal dalam sequence diagram sering disebut sebagai
garis waktu (lifeline) [3].
3.4.1. Sequence Diagram pada halaman home
Gambar 7.
Sequence Diagram Halaman Home
3.4.2. Sequence Diagram pada halaman peta
Gambar 8. Sequence Diagram
Halaman Peta
3.4.3. Sequence Diagram pada halaman lokasi
Gambar 9. Sequence Diagram
Halaman Lokasi
3.4.4. Sequence Diagram pada halaman cari lokasi
Gambar 10.
Sequence Diagram Halaman Cari Lokasi
3.4.5. Sequence Diagram pada halaman admin
Gambar 11. Sequence
Diagram Halaman Admin
3.4.6. Sequence Diagram pada halaman login
Gambar 12.
Sequence Diagram Halaman Login
3.4.7. Sequence Diagram pada halaman input dari peta
Gambar 13.
Sequence Diagram Halaman Input dari Peta
3.4.8. Sequence Diagram pada halaman input data lokasi
Gambar 14.
Sequence Diagram Halaman Input data Lokasi
3.5.Desain Output
3.5.1. Desain Halaman Home
Gambar 15.
Desain Halaman Home
3.5.2. Desain Halaman
Peta
Gambar 16.
Desain Halaman Peta
3.5.3. Desain Halaman
Lokasi
Gambar 17.
Desain Halaman Lokasi
3.5.4. Desain Halaman
Cari Lokasi
Gambar 18.
Desain Halaman Cari Lokasi
3.6.Desain Input
3.6.1. Desain Halaman Login
Gambar 19.
Desain Halaman Login
3.6.2. Desain Halaman
Admin
Gambar 20.
Desain Halaman Admin
3.6.3. Desain Halaman Input
Data Lokasi
Gambar 21.
Desain Halaman Admin Input Data Lokasi
3.6.4. Desain Halaman Input dari Peta
Gambar 22.
Desain Halaman Input dari Peta
4. Hasil dan Pembahasan
Berikut ini dijelaskan tentang
tampilan hasil dari pembuatan Sistem
Informasi Geografis Lokasi yang Terkena Dampak Bencana Gunung Sinabung Berbasis
Web :
4.1.Tampilan sistem pada halaman
home
Pada halaman home
user dapat mengklik button home untuk melihat informasi tentang Gunung
Sinabung.
Gambar 23. Tampilan Halaman
Home
4.2.Tampilan sistem pada halaman
peta
Pada halaman peta, user dapat melihat peta lokasi
yang terkena dampak gunung Sinabung di Kabupaten Karo berikut informasi di
setiap lokasinya pada setiap titik koordinat yang sudah di input oleh admin.
Gambar 24. Tampilan Halaman
Peta
4.3.Tampilan
sistem halaman lokasi
Pada halaman lokasi, user dapat melihat data lokasi
dalam bentuk tabel. Tabel yang admin tampilkan berisi nama desa, jumlah jiwa,
jenis dampak, status desa dan kecamatan.
Gambar 25. Tampilan Halaman
Lokasi
4.4.Tampilan pada halaman cari
lokasi
Pada
halaman cari lokasi, user dapat
memilih lokasi yang ingin user cari
pada combobox yang sudah disediakan pada sistem, setelah lokasi yang ingin
dicari ditemukan, user dapat menekan
button find. Setelah user menekan button find, user akan masuk
kehalaman peta yang berisikan koordinat dari lokasi yang dicari berikut detail
data lokasinya.
Gambar 26. Tampilan Halaman
Cari Lokasi
4.5.Tampilan sistem halaman login
Pada halaman login, admin harus menginputkan username dan password, lalu admin harus menekan button login yang sudah
disediakan dan admin akan masuk kedalam halaman admin.
Gambar 27. Tampilan Halaman
Login
4.6.Tampilan halaman admin
Pada halaman ini terdapat beberapa button yaitu
button input dari peta, button input data lokasi dan button logout.
Gambar 28. Tampilan Halaman
Admin
4.7.Tampilan halaman input dari
peta
Pada
halaman ini, admin dapat menginputkan data lokasi melalui peta pada form yang
sudah disediakan lengkap dengan titik koordinatnya.
Gambar 29. Tampilan Halaman
Input dari Peta
4.8.Tampilan halaman input data
lokasi
Pada
halaman ini, admin dapat menginputkan data lokasi melalui form yang sudah
disediakan dan admin juga dapat mengedit dan menghapus data yang sudah ada
didalam database.
Gambar 30. Tampilan Halaman
Input Data Lokasi
4.9.Tampilan halaman logout
Setelah
admin menekan button logout, admin
akan kembali pada halaman home.
Gambar 31. Tampilan Halaman
Input Data Lokasi
4.10. Hasil Pengujian
Hasil pengujian dari sistem informasi geografis
lokasi yang terkena dampak bencana gunung Sinabung berbasis web yang dirancang
oleh penulis dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 1. Hasil Pengujian
5. Kesimpulan dan Saran
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan selama membuat aplikasi sistem informasi geografis lokasi yang
terkena dampak bencana gunung Sinabung, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Sistem informasi geografis
lokasi yang terkena dampak bencana gunung Sinabung ini dapat mempermudah
masyarakat (user) dalam pencarian
lokasi dampak bencana gunung Sinabung di Kabupaten Karo.
2. Sistem informasi geografis
ini menyajikan informasi lengkap mengenai lokasi-lokasi yang terkena dampak
bencana gunung Sinabung di kabupaten Karo berupa : nama desa, jenis dampak,
jumlah jiwa, kecamatan dan status desa.
3. Menghasilkan informasi yang
sangat bermanfaat bagi user yang
membutuhkan data lengkap mengenai lokasi yang terkena dampak bencana gunung
Sinabung.
4. Antarmuka yang sederhana
dapat mempermudah pengguna dalam menggunakan aplikasi ini.
5.2.Saran
Sebagai aplikasi yang tidak
dikerjakan dengan tim, penulis menyadari bahwa aplikasi ini memiliki banyak
kekurangan, saran untuk pengembangan aplikasi pada waktu mendatang adalah :
1. Sebaiknya sistem yang
dirancang berbasis online agar dapat memudahkan pengguna dalam pencarian lokasi
yang terkena dampak bencana gunung Sinabung.
2. Sebaiknya peta yang
digunakan memiliki fungsi zoom in dan
zoom out agar pengguna dapat melihat
letak lokasi dengan lebih jelas.
3. Sebaiknya sistem informasi
lokasi yang terkena dampak bencana gunung Sinabung ini memberikan informasi
tentang jarak terpendek untuk sampai ke lokasi bencana agar dapat mempermudah
masyarakat dalam menentukan rute yang akan dilalui.
DAFTAR PUSTAKA