Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Reward Menggunakan Metode Eksponensial



SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN REWARD BERDASARKAN TENDER YANG DIMENANGKAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL (MPE) PADA PT.GAYOTAMA LEOPROPITA
Tito Suryo Abdi1,Muhammad Rusdi Tanjung2, Ismael3
1Jurusan Sistem Informasi UNIVERSITAS POTENSI UTAMA
123UNIVERSITAS POTENSI UTAMA, Jl.K.L Yos Sudarso Km 6,5 No.3A Tanjung Mulia Medan



Kata Kunci - Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Pemberian Reward, Metode Perbandingan  Eksponensial(MPE), Visual Basic, Sql Server 2008
Abstract - At this time the technology is developing very rapidly, so that all companies use computers in processing the data thus resulting in accurate data. But data processing by using a computer is not enough to have to use a system that can help the performance of the data processor. The system is needed here is a Decision Support Openness in giving rewards to employees on PT.GAYOTAMA LEOPROPITA as the winning bidder. This system is very helpful in PT.GAYOTAMA LEOPROPITA in the process of giving rewards to employees, so that the process of granting rewards are not experiencing errors and takes a long time for the decision support systems of reward employees using exponential comparison method so that all the data entered will be processed by the system Decision Support by using the exponential method so that the process of reward does not take a long time and produce accurate data. This calculation process based on predetermined criteria by PT.GAYOTAMA LEOPROPITA for employees who receive a reward
Keyword-Decision Support System (DSS), administration of Reward, Exponential Comparative Method (MPE), Visual Basic, SQL Server 2008
1. Pendahuluan
PT.Gayotama Leopropita dalam hal ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, sangat bergantung pada kinerja karyawan yang terlibat dalam proses tender dan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Maka dari itu guna meningkatkan kualitas karyawan tetapnya, salah satu usaha yang dilakukan adalah melakukan evaluasi secara berkesinambungan setiap tahunnya. Dalam hal ini Kepala Cabang Medan PT.Gayotama Leopropita sangat memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan dari para karyawan tetap yang bekerja. Perhatian Kepala Cabang Medan PT.Gayotama Leopropita dari di wujudkan dalam bentuk memberikan Bonus yang diwujudkan dengan pemberian tunjangan-tunjangan apabila telah memenuhi berbagai syarat yang telah ditetapkan.
Sesuai keputusan dari Direktur Utama PT.Gayotama Leopropita yang memberikan tunjangan dan apresiasi yang tinggi bagi karyawan tetapnya yang diwujudkan dengan memberikan tunjangan pengerjaan Dokumen Penawaran, pengurusan Jaminan Penawaran dan Dukungan Bank, pembuatan Harga Penawaran, pengiriman/ pemasukan Dokumen Penawaran, Tunjangan tambahan bagi karyawan tetap yang baik dalam menjalakan pekerjaan, mempunyai dedikasi, loyalitas dan pengabdian yang sangat tinggi kepada PT.Gayotama Leopropita, tunjangan masa kerja. Apabila telah memenuhi ketentuan-ketentuan penilaian maka karyawan yang bersangkutan berhak mendapat tunjangan sesuai kemampuan yang telah dicapai, dan tunjangan yang diberikan berupa tambahan gaji pokok untuk setiap bulannya atau bonus per tahun.
Berdasarkan uraian diatas penulis mengangkat judul “ Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Reward Berdasarkan Tender Yang di Menangkan Menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE) Pada PT.GAYOTAMA LEOPROPITA”.
2. Metode Penelitian
    Prosedur perancangan sistem dapat diuraikan kedalam tahapan waterfall  yaitu analysis (analisis), design (desain), implementation (perkembangan), testing (percobaan), maintenance (pemeliharaan).
Gambar 1 Prosedur Perancangan
Dari gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Perencanaan sistem
Manfaat dari tahapan ini adalah untuk menentukan masalah-masalah atau kebutuhan yang timbul. Hal ini memerlukanpengembangan sistem secara meyeluruh agar ada usaha lain yang dapat di lakukan untuk memecahkan masalah tersebut.
2.      Analisa Sistem.
Tahap analisa bertitik tolak pada kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas dimana sistem yang berjalan di pelajari lebih mendalam, konsepsi dan usulan dibuat untuk menjadi landasan bagi sistem yang baru yang akan dibangun.
3.      Perancangan Sistem.
Pada tahap ini sebagian besar kegiatan yang berorientasi ke komputer dilaksanakan. Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang telah disusun pada tahap sebelumnya ditinjau kembali  dan disempurnakan. Rencana pembutan program dillaksakan dan juga testing programnya.
4.      Implementasi Sistem
Tahap ini prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji, menginstal dan memulai penggunaan sistem baru atau sistem yang diperbaiki.
5.      Pemelihraan Sistem
Tujuan tahapan ini adalah untuk melakukan evaluasi sistem secara tepat dan efisien, menyempurnakan proses pemeliharaan sistem dengan selalu menganalisa kebutuhan informasi yang dihasilkan sistem tersebut.
2.1  Metode Perbandingan Ekponensial(MPE)
Eriyatno (2007) “Analisis Metode Perbandingan”  : Metode perbandingan eksponensial  (MPE) merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternative keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakn sebagai pmbantu individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun yang telah terdefenisi dengan baik pada tahap proses.
Dalam menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu:
1.      Menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan dipilih.
2.      Menentukan kriteria atau perbandingan keputusan yang penting untuk dievaluasi.
3.      Menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan.
4.      Melakukan penilaian terhadap semua alternative pada setiap kriteria.
5.      Menghitung skor atau nilai total setiap alternative.
6.      Menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total masingmasing alternative.
Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternative dalam Metode  Perbandingan Eksponensial adalah sebagai berikut:
Total Nilai (TNi) =                    
TNi      = Total nilai alternatif ke-i
RKij     = Derajat kepentingan relatif criteria ke-j pada pilihan keputusan i
TKKj    = Derajat kepentingan criteria keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat
m         = Jumlah kriteria keputusan
n          = Jumlah pilihan keputusan
j           = 1,2,3,…; m = Jumlah kriteria
i           = 1,2,3,…,n ; n = Jumlah pilihan alternative

2.2 Unified Modelling Language

Adi Nugroho (2010:6), Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa pemodelan untuk system atau perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek” . Pemodelan (Modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajaran dan dipahami. Dalam hal ini sasaran model sesungguhnya adalah abstraksi segala sesuatu yang ada diplanet bumi menjadi gambaran-gambaran umum yang lebih mudah dipahami dan dipelajari. Adapun tujuan pemodelan (dalam rangka pengembangan system/perangkat lunak aplikasi) sebagai sarana analisis, pemasahaman visualisasi dan komunikasi antar anggota tim pengembang.

2.2.1. Use case Diagram
Use case diagram merupakan konstruksi untuk mendeskripsikan hubungan-hubungan yang  terjadi antar aktor dengan aktivitas yang terdapat pada sistem. Atau Diagram yang menggambarkan actor, use case dan relasinya sebagai suatu urutan tindakan yang memberikan nilai terukur untuk aktor. Sebuah use case digambarkan sebagai elips horizontal dalam suatu diagram UML use case. Dari hasil analisis aplikasi yang ada maka use case diagram untuk aplikasi sistem pendukung keputusan dapat di lihat pada gambar 2 :

Gambar 2. Use Case Diagram
2.2.2. Class Diagram
       Class Diagram merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam model desain dari suatu sistem, juga memperlihatkan aturan-aturan dan tanggng jawab entitas yang menentukan perilaku sistem. Class diagram menggambarkan struktur statis dari kelas dalam sistem anda dan menggambarkan atribut, operasi dan hubungan antara kelas.Class diagram membantu dalam memvisualisasikan struktur kelas-kelas dari suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai.Selama tahap desain, class diagram berperan dalam menangkap struktur dari semua kelas yang membentuk arsitektur sistem yang dibuat. Dapat di lihat pada gambar 3 berikut :
 

 Gambar 3. Class Diagram
2.2.3.  Activity Diagram
     Activity Diagram adalah teknik untuk mendiskripsikan logika prosedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity Diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung perilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa

Gambar 4. Diagram Activity Data Pegawai

Gambar 5. Diagram Activity Data Pelanggan

Gambar 6. Diagram Activity Data Paket

Gambar 7. Diagram Activity Data Manajemen Pasword

Gambar 8. Diagram Activity Laporan

2.2.4. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan kegiatan dari skenario penggunaan aplikasi, squence diagram hasil perhitungan yang dapat dilihat pada gambar berikut:


Gambar 9. Sequence Diagram Pegawai


Gambar 10. Sequence diagram Paket

3.      HASIL DAN UJI COBA
Hasil dari sistem pendukung keputusan pemberian reward berdasarkan tender yang dimenangkan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) pada PT. Gayotama Leopropita yang dibangun dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini.
1.         Hasil Tampilan Halaman Beranda

Gambar 11. Menu Utama
2.       Hasil Tampilan Login

Gambar 12. Form Login

3.       Tampilan Data Pegawai

Gambar 13. Form Data Pegawai


4.       Tampilan Form Data Pelanggan

Gambar 14. Form Data Pelanggan


5.       Tampilan Form Paket Pekerjaan

Gambar 15. Tampilan Form Data Paket Pekerjaan

6.       Tampilan Form Proses Analisa Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

Gambar 16. Form Analisa Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

7.       Tampilan Laporan Pegawai

Gambar 17. Form Laporan Pegawai
8.       Tampilan Laporan Pemberian Reward

Gambar 18. Form Laporan Pemberian Reward
      Pengujian Algoritma program digunakan untuk mengetahui apakah Sistem Pendukung Keputusan Valid atau tidak. Pengujian validitas algoritma pemrogram dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan Metode Perbandingan Eksponensial dengan hasil perhitungan manual. 

Tabel 1. Skenario Pengujian


Tabel 2. Pengujian Sistem Data Pekerjaan


Tabel 3. Pengujian Sistem Data Pegawai 





Tabel 4. Pengujian Sistem data Pelanggan

Tabel 5. Pengujian Sistem Data Paket


Tabel 6. Pengujian Sistem Data Analisa




4. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian pada sistem yang sedang berjalan pada dan penyesuaian sistem yang dirancang dengan kebutuhan yang diinginkan di lapangan, apakah sesuai dengan uraian yang sudah dibahas sebelumnya, maka bab ini penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Analisis perhitungan optimal suatu permasalah digunakan untuk menentukan rekomendasi pegawai dalam sistem penentuan besaran bonus berdasarkan pada beberapa aspek yang dinilai.
2.      Dalam pembahasan skripsi ini untuk menentukan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan item pekerjaan yang akan digunakan untuk mengukur sesuatu atau menentukan besaran bonus. Kriteria penilaian yang digunakan dalam sistem ini adalah pembobotan penilaian terhadap item pekerjaan yang akan dinilai seperti pada tabel kriteria penilaian diantaranya dikelompokkan dalam 7 (tujuh) item pekerjaan.
3.      Dengan dirancangnya sistem pendukung keputusan pemberian reward/bonus dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) akan lebih mudah mengolah data penentuan besaran bonus pegawainya, karena sistem ini memiliki kelebihan diantaranya:
a.    Lebih mudah dalam pembuatan laporan yang dibutuhkan
b.    Meminimalisasi waktu
c.    Keamanan data
4.      Bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic Net 2010 sebagai salah satu bahasa pemrograman yang tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pengolahan data perpustakaan berbasis GUI(Grafict User Interface).